Rabu, 12 Desember 2007
KEMURAHAN HATI
Source : "True Generosity" by Elizabeth Cobb
Waktu sebuah angin topan menimpa sebuah kota kecil dekat-dekat sini, banyak keluarga mengalami musibah. Sesudah itu, semua surat kabar lokal memuat banyak berita kemanusiaan yang menarik dengan liputan keluarga-keluarga yang paling menderita.
Di edisi Minggu, sebuah gambar khusus begitu menyentuh hatiku. Ada seorang ibu muda berdiri di depan sebuah rumah-mobil yang hancur, raut wajahnya mencerminkan kesedihan yang begitu memelas. Seorang bocah laki-laki, sekitar 7 atau 8 tahun, berdiri di sampingnya, matanya memandang ke bawah. Seorang gadis kecil sedang memegang erat-erat gaun ibunya, matanya memandang ke lensa kamera, lebar terbelalak penuh kebingungan dan rasa takut.
Berita yang menyertai gambar itu memberikan nomor-nomor ukuran pakaian tiap anggota keluarga itu. Perhatianku makin bertambah, aku mengamati ukuran-ukurannya hampir menyamai punya kami. Ini sebuah kesempatan bagus untuk mendidik anak-anakku membantu mereka-mereka yang kurang beruntung dari anak-anakku.
Gambar keluarga muda itu aku tempelkan pada lemari es, kuterangkan bencana mereka itu pada putra-putra kembarku, Brad dan Brett, yang berumur 7 tahun, dan pada putriku Meghan yang baru berumur 3 tahun.
Aku berkata, "Kita ini punya begini banyak, mereka itu sekarang hampir-hampir tak memiliki apapun. Ayo, mari kita membagikan milik kita dengan mereka." Aku bawa turun 3 kotak besar dari gudang bawah atap yang lalu kutaruh di ruang keluarga.
Meghan diam-diam mengamati kedua kakaknya dan aku yang sedang mengisi salah satu kotak itu dengan makanan kaleng dan lain-lainnya yang tahan lama, juga sabun dan kebutuhan kebersihan lainnya. Waktu aku memilah pakaian-pakaian, aku menyemangati putra-putraku untuk melihat-lihat mainan mereka dan menyumbangkan apa yang kiranya sudah kurang digemari.
Si Meghan terus memandang, diam saja, saat mereka itu mulai menumpuk mainan maupun 'game' yang mau dibuang. "Nanti habis ini akan ibu bantu carikan sesuatu untuk gadis kecil itu," kataku.
Bocah-bocah laki-laki itu mengisikan mainan-mainan yang mereka pilih untuk disumbangkan ke dalam salah satu kotak sedangkan aku mengisi kotak ketiga dengan pakaian-pakaian. Meghan datang berjalan sambil mendekap erat-erat di dadanya, Lucy, boneka kainnya yang selain sudah luntur, kucel bocel dan lusuh kumal namun begitu ia sayangi.
Ia berhenti sejenak di depan kotak yang memuat mainan-mainan itu, menempelkan wajahnya yang bulat kecil mungil pada muka lukisan Lucy yang datar ceper, memberinya sebuah ciuman selamat tinggal, lalu menaruhnya dengan lembut di atas lain-lainnya.
"Lho, Sayang," aku berkata, "Lucy tidak perlu kau berikan. Itu kan kesayanganmu?"
Meghan mengangguk dengan hikmat, matanya agak berkilau membasah dengan Air mata yang tertahan. "Lucy membuatku begitu bahagia, Bu. Mungkin nanti dia juga akan membuat gadis kecil itu bahagia sekali." Aku, yang semula maunya mengajar, malah mendapat pelajaran. Anak-anak laki-laki itu telah melihat dan melongo, mulut terbuka, saat adik perempuannya meletakkan boneka kesayangannya ke dalam kotak. Tanpa sepatah kata, Brad berdiri dan menghilang ke kamarnya.
Ia muncul kembali dan membawa salah satu mainan tokoh aksi-aksian yang paling ia kagumi. Terlihat ia agak ragu-ragu, maju-mundur sambil menggenggam mainan itu, lalu ia melirik Meghan dan kemudian diletakkannya di kotak, di samping Lucy.
Sebuah senyum pelan-pelan melebar di muka Brett, lalu ia lompat berdiri, matanya bersinar-sinar saat ia lari pergi mengambil beberapa buah mobil-mobilan dari kumpulan Matchbox yang ia begitu sayangi. Begitu terkagum, aku menyadari bahwa merekapun juga menangkap isi makna sikap dan tindakan Meghan.
Dengan menahan air mata, aku merangkul ketiga anak-anakku dalam pelukanku. Dengan rasa menelan yang berat, aku memandangi Meghan agak lama, termenung sebentar memikirkan bagaimana caranya aku bisa mengajar putra-putraku pelajaran yang Meghan baru ajarkan kepadaku, karena tiba-tiba saja aku sadar bahwa setiap orang bisa memberikan apa saja yang memang mau dibuang.
Tetapi kemurahan hati yang sejati ialah bila memberikan apa yang justru paling kau sayang dan hargai. Kebajikan murni sejati dan jujur ialah di saat gadis umur tiga tahun mengorbankan boneka tersayangnya, meskipun sudah kumal, kepada seorang gadis kecil lainnya yang tak ia kenal, dengan harapan bahwa itu akan membawa kadar kebahagiaan yang sama seperti yang ia terima.
Dengan mengambil contoh dari si kecilku, aku mengambil kembali jaket coklatku berjumbai-jumbai yang lama dari kotak pakaian. Aku ganti itu dengan jaket baru berwarna hijau-pemburu yang baru kutemukan minggu lalu waktu ada obral. Aku harap wanita muda di gambar itu akan menyukainya sama seperti aku.
DUKUNGAN KOMUNITAS 1001BUKU UNTUK HMPC
DUKUNGAN KOMUNITAS 1001BUKU UNTUK HMPC
Orang di luar HMPC begitu peduli dengan aksi sosial HMPC ini
Keterangan Foto: HMPC bersama teman-teman Komunitas 1001Buku. Sinergi harmonis yang mudah-mudahan dapat terus berlangsung. Dan semoga aksi yang tulus ini ikut menular ke penjuru mata angin, tanpa memandang latar belakang dari mana berasal. Dengan demikian banyak anak-anak, pemilik masa depan Indonesia yang saat ini belum beruntung punya harapan hidup lebih cerah.
Hal yang penting dalam kehidupan kita kadang bukanlah jawaban dari sebuah pertanyaan yang ada. Tetapi bagaimana kita mempertanyakan sesuatu atau mencari pertanyaan yang tepat dalam menghadapi kehidupan ini. 'Bagaimana saya bisa menjadi seseorang yang lebih bijaksana dalam hidup ini?' 'Apa yang harus saya lakukan pada saat ini supaya saya bisa menjadi lebih berhasil di saat-saat yang akan datang?' Itulah beberapa pertanyaan penting yang sering kita lupakan diantara kesibukan-kesibukan kita. (Sumber: unknown)
Matahari baru saja melepas penatnya, (12/12, pukul 18.30), hari dan jam itu sesuai dengan rencana saya bersua dengan Tarie, sekretaris (1001buku 1001buku@yahoogroups.com & http://www.1001buku.org/ ) di Plasa Semanggi. Ternyata beliau datang dengan beberapa orang temannya yang salah satunya Yancen Piris, seorang penyiar radio swasta. Sesuai dengan obrolan dengan wanita dengan nama lengkap Tarie Kertodikromo di dunia maya (terima kasih buat Beni dari Forum Lingkar Pena yang memberi informasi tentang 1001buku), saya selaku PIC Aksi Sosial HMPC untuk Pendidikan akan mengajukan proposal aksi pendidikan ke pihak 1001buku. Dan membicarakan tentang aksi sosial yang akan HMPC gerakkan.
Dari obrolan santai sambil menyerumput coklat hangat, saya yang ditemani Lana dan Januar (keduanya HMPC Jakarta yang saya ajak buat menemani) amat senang dan haru lantaran aksi sosial HMPC disambut positif tersebut (mudah-mudah anggota HMPC juga menyambut aksi seantusias mereka). Komunitas 1001buku yang sudah hampir 6 tahun (Januari Ultah) ini punya jam terbang tinggi dalam aksi sosial pendirian taman bacaan. Kelapangan dada dari pihak 1001buku buat dukung aksi HMPC, jelas memberi optimisme baru tentang keberhasilan aksi ini. Bantuan apa yang diberikan 1001buku buat HMPC?
Komunitas sosial yang bermarkas di Pengadegan, Jakarta Selatan ini memberikan bantuan berupa promosi aksi, sortir buku, informasi taman baca (jaringan 1001buku) yang benar-benar membutuhkan bantuan buku. Dalam aksi sosial HMPC nanti, mereka akan ikut pula bersama-sama pergi ke tempat yang akan disumbang. Dan siap memberikan beragam acara kreatif, semacam mendongeng dll yang membuat aksi ini jadi lebih hidup.
Yang paling bikin haru, dalam ultah 1001buku yang rencananya akan dilaksanakan 27 Januari akan mengajak HMPC untuk hadir sekligus kampanye aksi sosial HMPC. Ada beberapa rangkaian acara yang akan dilakasnakan, salah satu yang paling menarik rencananya (mudah-mudahan enggak batal), 1001buku akan menyebarkan brosur atau informasi berkaitan dengan aksi sosial 1001buku dan juga aksi sosial HMPC di Bundaran HI, Thamrin. Sebuah usaha penyadaran tentang kepedulian terhadap kualitas pendidikan Indonesia yang masih jauh dari harapan.
Dari obrolan yang banyak menghasilkan kesepakatan itu, akhirnya ditutup dengan wajah sumringah baik dari HMPC dan teman-teman di 1001buku. Semoga pertemuan HMPC dengan 1001buku yang diniatkan dengan tulus ikhlas ini diberkati Sang Maha Kreatif.
Rahmat
7-60
PIC Aksi Sosial HMPC Untuk Pendidikan
Email: rahmat_cilandak@yahoo.com
Senin, 10 Desember 2007
AKSI SOSIAL HMPC UNTUK PENDIDIKAN
Fasilitas yang minim tak menyurutkan anak-anak di Rumpin, Bogor ini menimba ilmu. Coba lihatlah wajah-wajah mereka, pemilik masa depan ini sangat haus rasa ingin tahunya. Buku bacaan bermutu dan dorongan semangat dari orang sekitar mudah-mudahan bisa bikin masa depan mereka lebih cerah. Karena masa depan buat mereka adalah rentetan perjalanan yang dimulai hari ini
PENDAHULUAN
Rahasia kebahagiaan adalah melakukan segala sesuatu bagi orang lain. Air yang tak mengalir tidak berkembang. Namun, air yang mengalir dengan bebas selalu segar dan jernih.
Bermurah hatilah seperti mentari yang memancarkan sinarnya tanpa terlebih dahulu bertanya apakah orang-orang patut menerima kehangatannya
( sumber : unknown )
Honda MegaPro Club (HMPC) didirikan bukan hanya sekadar untuk menghimpun anggota dan menyalurkan kegemaran berkendara motor dengan motor Honda MegaPro. Dalam salah satu butir tujuannya ada rasa kesetiakawanan sosial yang ingin disebarkan ke segala penjuru angin. Nah untuk membuktikan rasa kesetiakawanan sosial itu, maka HMPC memakai momentum ultah yang ke 4 yang jatuh pada tanggal 6 desember 2007 buat melaksanakan kegiatan bertajuk Aksi Sosial HMPC untuk Pendidikan.
Aksi sosial ini dilakukan karena HMPC menyadari dunia pendidikan di Indonesia yang “masih jauh panggang dari api” alias sangat memprihatinkan, fasilitas yang minim seperti bahan bacaan yang amat kurang jadi salah satu pemicu rendahnya kualitas pendidikan. Berdasarkan pemikiran itu HMPC akan mengadakan aksi sumbang buku bekas / baru, peralatan sekolah , dan lain-lain ke beberapa sekolah di Indonesia. Tujuan lain dari aksi itu selain meringankan beban dunia pendidikan juga untuk menunjukkan bahwa klub motor bukanlah geng motor yang diberitakan miring akhir-akhir ini.
Aksi sosial ini dilaksanakan serentak di semua chapter HMPC di Indonesia. Mengingat chapter di wilayah Jakarta , Tangerang, Bekasi, Depok, Bogor, Cikarang, Semarang, Sidoardjo, Bandung, Lampung, Jambi, dan embrio-embrio HMPC yang masih banyak lagi untuk dapat melaksanakan aksinya di daerahnya masing-masing. Dengan begini cakupan aksi sosial ini akan bersifat nasional.
Target Aksi Sosial : Sekolah, panti asuhan, rumah singgah anak jalanan, dan daerah yang masih minim pendidikannya untuk didirikan taman bacaan.
Informasi Lokasi Baksos: Saat ini panitia telah melakukan survey di dua SD di Rumpin, Bogor. Salah satu gedung sekolah itu amat memprihatinkan. Dua sekolah itu butuh bahan bacaan untuk perpustakaan sekolah dan peralatan sekolah. Mayoritas orang tua siswa di Rumpin kuli angkut batu. Salah satu sekolah pegawai negerinya hanya 2 orang, kepala sekolah dan pesuruh, sisanya guru bantu.
Bentuk Sumbangan :
1. Buku bekas / baru untuk anak SD dan buku-buku yang berguna menambah ilmu pengetahuan guru-guru SD
2. Peralatan sekolah
3. Uang
Target Penyumbang :
1. Anggota HMPC (yang jumlahnya kurang lebih 1000 orang)
2. Anggota mailing list dan Forum HMPC
3. Perorangan di luar HMPC / Instansi / Sponsor
Waktu kegiatan : Desember 2007 – Juni 2008 (Waktu pelaksanaan akan diinformasikan lebih lanjut)
Contact person : Sdr. Rahmat 08161180017
Email: rahmat_cilandak@yahoo.com
Langganan:
Postingan (Atom)